[LAPORAN PRAKTIKUM] JARINGAN PADA BATANG DAN AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL | ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN



JARINGAN PADA BATANG DAN AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL


ABSTRAK


Terdapat perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil. Perbedaan tiu diantara ialah pada susunan anatomi batang dan akarnya. Oleh sebab itu praktikum pengamatan terhadap jaringan pada batang dan akar monokotil dan dikotil dilakukan untuk mempelajari sistem jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil, tipe berkas pengangkut pada tumbuhan monokotil dan dikotil, serta tipe stele pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Metode percobaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan terhadap slide awetan akar dan batang Zea mays dan slide awetan akar dan batang Arachis hipogaea. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tampak bahwa tumbuhan monokotil dan dikotil tersusun atas 3 jaringan utama yaitu jaringan dermal, jaringan dasar, dan jarungan pembuluh. Tipe berkas pengangkut pada tumbuuhan monokotil adalah kolateral terbuka sedangkan tipe berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil adalah tipe kolateral tertutup. Tipe berkas stele pada tumbuhan monokotil adalah sifanostele amfifloem dan tipe stele pada tumbuhan dikotil adalah sifinostele ektofloem.


Kata kunci : Sistem jaringan, akar, batang, monokotil, dikotil, stele, berkas pengangkut

A. Pendahuluan
Seperti yang telah kita ketahui, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbiji belah atau berkeping dua. Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun lembaga yang sudah terbentuk sejak dalam tahap biji. Sementara tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji tungga, yaitu bijinya tidak menmbelah karena hanya memiliki daun lembaga. Tumbuhan monokotil bberguna bagi manusia karena dapat dijadikan sumbber panngan, sumber bahan baku industri, zat pewarna, dan sumber energi nabati (Ahira, 2012). Secara umum, perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Perbandingan tumbuhan monokotil dan dikotil

Secara lebih spesifik, perbedaan antara tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil terletak pada susunan anatomi batangnya. Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.

d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Sementera pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp) (GuruNgeblog, 2008). Pada batang monokotil, misalnya pada pohon Gewang, jaringan ikatan pemmbuluh memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibangingkan dengan jaringan disekitarnya. Dari bagian luar/kulit, daya serap air semakin kecil kearah bagian dalam batang. Pada batang bawah berkas pembuluhnya lebih sedikit daripada batang tengah sehingga daya serap airnya kecil. Banyaknya berkas pembuluh (vascular bundles) akan engakibatkan persentase parenkimm kayu yang memiliki daya serap air tinggi menjadi lebih kecil (Prasetiyo, 2008).

Gambar 2. Perbandingan batang dikotil dan monnokotil

Selain berbeda dalam hal susunan anatomi batangnya, perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil juga terletak pada susunan anatomi akarnya. Perbedaan tersebut dapat kita perhatikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Berkas Fibrovaskular Akar

Pada irisan melintang suatu akar herba (atau terna) dikotil, umumnya xylem yang berdinding tebal tersusun dalam bentuk seperti palang (x) di bagian tengah silinder fibrovaskular, sedangkan sel-sel floem terletak di sudut-sudut palang tersebut. Sedangkan pada herba monokotil, misalnya Smilax, umumnyasilinder vaskular tersusun dari sebuah inti di bagian tengah yang terdiri atas sel-sel bardinding tipis, yaitu empulur (pith). Empiulur dikelilingi oleh lapisan vaskular xylem dan floem yang berselang-seling. Sel-sel xylem mudah dibedakan karena berdiameter lebih besar dan memiliki dinding-dinding tebal yang tersuberisasi (mengandung getah yang kedap air) (Fried, 2005).

Pada dasarnya tumbuhan memiliki 3 jaringan dasar yang meliputi jaringan dermal, jaringan pembuluh dan jaringan dasar. Sistem jaringan dermal (dermal tissue system), atau epidermis, umumnya adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus rapat yang menutupi dan melindungi semua bagian muda tumbuhan-“kulit”- tumbuhan tersebut. Selain fungsi umumnya untuk perlindungan, epidermis memiliki karakteristik tetap yang lebihterspesialisasi dengan fungsi organ tertentu yang dia tutupi. Sebagai contoh, rambut akar berperan sangat penting dalam penyerapan air dan mineral merupakan perluasan sel-sel epidermis yang dekat dengan ujung akar. 

Kesinambungan xilem dan floem di sepanjang tumbuhan akan membentuk sistem jaringan pembuluh, yangberfungsi dalam transpor dan penyokong. Sistemm jaringan dasar adalah bagian terssebar dari semua tumbuhan muda, yang menempati ruangan antara sistem jaringa dermal dan sistem jaringan pembuluh. Jaringan dasar kebanyakan adalah parenkima, akan tetapi kolennkima dan sklerenkima juga umum ditemukan (Campbell, 2003).

Ada beberapa tipe berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut:

1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasanya terdapat pada batang monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang dicotyledoneae.

2. Bikolateral
Berkas pengangkut tipe ini terdiri atas suatu bagian silem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu disebelah dalam. Antara xilem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.



3. Konsentris (terpusat)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh floem dan sebaliknya. Apabila xilem dikelilingi floem disebut konsentris amfikibral. Apabila floem dikelilingi xilem disebut konsentris amfivasal.

4. Radial
Berkas pengangkut tipe ini terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar sewaktu xilem dan floem dalam keadaan primer.



Para ahli menggolongkan stele menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.

1. Protostele
Protostele merupakan tipe yang paling primitif. Jaringan pembuluh terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh floem. Ada beberapa protostele, yaitu haplostele, aktino stele, plektostele, dan stele dengan empulur campuran.

2. Sifonostele
Sifonostele merupakan mmodifikasi dari protostele. Berdasarkan letak xilem dan floemnya, sifino stele dibedakan menjadi dua.
a. Sifonostele ektofloem dimana floem mengelilingi xilem, dan terdapat empulur di bagian tengah.
b. Sifonostele amfifloem dimana floem terdapat disebelah dalam dan sebelah luar xilem.

3. Solenostele
Solenostele merupakan modifikasi dari sifonostele dengan adanya jendela daun, yaitu bagian parenkimatis yang terdapat langsung di atas pemmbelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun (Mulyani, 2006).

Disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan tersebutlah maka dilakukan praktikum ini. Adapun masalah dalam praktikum ini antara lain bagaimana sistem jaringan yang menyusun akar dan batang monokotil dan dikotil, bagaimana tipe berkas pengangkut pada akar dan batang monokotil dan dikotil, serta bagaimana tipe stele pada adar dan batang monokotil dan dikotil.

A. Tujuan
Praktikum pengamatan jarinngan pada batang dan akar monokoti dan dikotil ini bertujuan untuk mempelajari jaringan pada batang dan akar monokotil dan dikotil (slide awetan dan preparat segar), mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dan akar monokotil dan dikotil (slide awetan), serta untuk mempelajari tipe stele pada batang dan akar monokotil dan dikotil (slide awetan dan preparat segar).

B. Material dan Metoda
a. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 24 maret 2012 bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi, FKIP Untan tepatnya pukul 07.30 sampai 09.30 WIB.
b. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, silet, pipet tetes, object glass dan cover glass, serta alat tulis. Sementara bahan yang digunakan antara lain slide awetan akar dan batang Zea mays (monokotil) dan Arachis hipogaea (dikotil) serta preparat segar batang Zea mays (monokotil) dan Arthocarpus integra (dikotil), serta air/aquades.
c. Cara Kerja
Praktikum dimulai dengan memeriksa jaringan pada batang dikotil dengan perbesaran yang paling kecil menggunakan mikroskop elektrik. Selanjutnya dilakukan perbesaran yang kuat pada satu sektor pada irisan tersebut. Kemudian gambar yang tampak pada pada mikroskop digambar pada buku kerja dan diberikan keterangan pada bagian-bagiannya. Setelah itu menuliskan tipe berkas penngangkut dan tipe stele masing-masing tanaman. Perlakuan yang sama dilakukan pada pengamatan slide awetan batang monokotil serta akar dikotil dan monokotil.

Dalam hal mengamati preparat segar akar dan batang monokotil dan dikotil, tanaman yang digunakan adalah tanaman yang ada disekitar lingkungan Lab. Biologi FKIP Untan. Selanjutnya mengiris tipis tanaman tersebut lalu meletakkannya di atas kaca benda dan ditutup dengan cover glass. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah terlebih dahulu dan berikutnnya dengan perbesaran yang lebbih kuat. Setelah menemukan objek pengamatan tersebut, objek tersebut digambar di buku kerja dan diberi keterangan setiap bagian-bagiannya serta menuliskan tipe berkas pengangkut dan tipe stelenya.

C. Data Pengamatan







A. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap slide awetan akar dan batang dikotil dan monokotil, ditemukan bahwa terdapat perbedaan sistem jaringan antara tumbuhan dikotil dan monokotil. Perbedaan paling jelas terlihat pada kedudukan jaringan pembuluhnya. Pada slide awetan batang dan akar monokotil, susunan berkas pengangkut tersebar pada jaringan dasar atau korteks. Sementara pada slide awetan batang dan akar dikotil susunan berkas pengangkut lebih teratur. Perbedaan lainnya adalah ada tidaknya kambium. Telah kita ketahui bahwa tumbuhan dikotil mmemiliki kambium, sementara tumbuhan monokotil tidak. Namun berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, letak kambium tidak jelas terlihat. Jaringan yang jelas terlihat diantaranya jaringan epidermis yang berada pada bagian paling luar yang berfungsi sebagai pelindung dan jaringan dasar atau korteks yang mmengisi ruangan bagian dalam akar dan batang, serta stele yang terkonsentrasi dibagian tengah objek pengamatan.

Terdapat perbedaan tipe berkas pengangkut antara tumbuhan monokotil dan dikotil pada pengamatan. Pada tumbuhan dikotil yang diamati yaitu Arachi hipogaea tipe berkas pengangkutnya adalah tipe kolateral tertutup dimana diantara xilem dan floem terdapat kambium. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatanakn oleh Mulyani (2006) bahwa pada tipe kolateral tertutup biasanya terdapat pada tumbuhan Dicotyledoneae. Sementara tipe berkas pengangkut pada tumbuhan monokotil yaitu Zea mays, tipe berkas penngangkutnya adalah kolateral terbuka karena tidak ditemukan kambium di antara xilem dan floem.

Selain perbedaan tipe berkas pengangkut, juga terdapat perbedaan tipe stele pada tumbuhan monokotil dan dikotil yang diamati. Pada tumbuhan dikotil, tipe stelenya adalah sifinostele ektofloem dimana terdapat floem yang mengililingi xylem dan pada bagian tengahnya terdapat stele (empulur) (Mulyani, 2006). Sementara untuk tumbuhan monokotil, tipe stelenya adalah sifonostele amfifloem dimana floem terdapat di bagian luar dan dalam xylem (Mulyani, 2006).

Pengamatan pada preparat segar tidak jauh berbeda dengan hasil pengamatan pada slide awetan. Hanya saja pengamatan yang dilakukan lebih sulit karena objeknya tidak begitu terlihat dengan jelas.

B. Kesimpulan dan Rekomendasi
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan terdiri atas tiga jaringan dasar yaitu jadingan epidermis (jaringan dermal), jaringan pembuluh dan jaridanga dasar (korteks) yang mengisi seluruh bagian dalam tubuh tumbuhan. Terdapat perbedaan susunan berkas pengangkut antara tumbuhan monnokotil dan dikotil yang diamati dimana berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil (Arachis hipogaea) lebih teratur posisinya dibandingkan dengan pada tumbuhan monnokotil (Zea mays). Pada tumbuhan dikotil yang diamati (Arachi hipogaea), tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral tertutup dan tipe stelenya adalah sifanostele ektofloem. Pada tumbuhan monokotil yang diamati (Zeea mays), tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral terbuka dan tipe stelenya adalah sifanostele amfifloem.

Rekomendasi untuk pengamatan pada preparat segar, irislah tanaman setipis mungkin agar apa yang diamatai lebih jelas terlihat. Selain itu lebih perhatikan lagi pada susunan berkas penngangkutnya.


DAFTAR PUSTAKA


Ahira, Anne. 2012. Klasifikasi Tumbuhan : Tumbuhan Monnokotil dan Dikotil. http://www.anneahira.com/tumbuhan-dikotil.htm (diakses: 03 April 2012)


Anonim. 2011. Struktur Jaringan, Jenis, Fungsi Batang. http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-batang.html (diakses: 03 April 2012)


Campbell, Neil A. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga


Fried, George H and George J. Hademeson. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga


Gurungeblog. 2008. Organ Tumbuhan. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/21/organ-tumbuhan/ (diakses: 03 April 2012)


Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius


Prasetiyo, K. W. Dkk. 2008. Sifat Fisik dan Mekanik Batang Gewang (Corypha utan Lamk.) dari Nusa Tenggara Timur. Jurnal. http://jurnalmapeki.biomaterial-lipi.org/jurnal/06012008/J.MapekiVol.6No.12008.pdf (diunduh: 02 April 2012)

















Posting Komentar

0 Komentar